Ikan nila dikenal sebagai ikan air tawar yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Bentuknya yang mirip ikan Mas, namun tektur dagingnya tidak mengandung banyak duri halus seperti ikan Mas, tidak berbau lumpur, serta memiliki nilai gizi tinggi, menyebabkan kian hari permintaan terhadap ikan Nila kian meningkat.
Ikan Nila berasal dari Afrika dan didatangkan dari Taiwan ke Indonesia pada tahun 1969 sebagai ikan yang kemudian dikembangbiakkan pertama kali di Balai Penelitian Perikanan Darat (BPPBAT) Bogor.
Jenis ikan ini cukup mudah dibudidayakan dan dipelihara baik secara komersial maupun perorangan, sebagai tambahan konsumsi protein bagi keluarga. Jika Anda berminat membudidayakan Ikan Nila di rumah, Anda dapat menggunakan Kolam Apung, atau dikenal sebagai Keramba Apung. Keramba Apung dapat dibuat dengan menggunakan Waring Ikan yang diproduksi oleh Pabrik Waring Ikan, serta dijual di toko pancing atau toko alat pertanian yang memasang tulisan “Jual Waring Ikan”. Harga waring ikan yang terjangkau, serta ukurannya yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, menambah daya tarik dalam melakukan budidaya ikan nila menggunakan keramba ikan.
Keramba Jaring Apung atau keramba ikan untuk tujuan komersial, dapat digunakan juga untuk pembesaran ikan nila di danau atau waduk. Jaring atau waring ikan diapungkan di danau atau waduk dengan bantuan pelampung kecil berupa drum plastik atau drum baja. Untuk mencegar agar Keramba Ikan tidak berpindah tempat, petani biasanya menancapkan jangkar di dasar perairan. Pada beberapa Keramba Ikan yang berjumlah banyak serta bersifat komersial, umumnya petani ikan membangun rumah di atasnya untuk tempat penampungan pakan dan tempat tinggal bagi karyawan.
Namun, ada beberapa syarat perairan yang layak digunakan untuk pembesaran ikan nila:
1.Kondisi air tidak tercemar serta telah memenuhi syarat minimal bahan baku mutu kualitas bahan mutu dan budi daya
2.Kedalaman air di dalam Jaring Apung minimal 5 m dari dasar airt pada saat suhu terrendah.
3.Suhu air 23-30 derajat celcius dan derajat keasaman (pH) 6.5 – 8.5
4.Kedalaman air minimum 5 meter dari dasar jaring saat susu terendah
Ukuran jaring apung yang biasa dipergunakan oleh petani adalah ukuran 7×7 m2 dengan kedalaman 2m2. Waring yang digunakan untuk pembesaran ikan nila sebaiknya terbuat dari bahan polietelin (PE 210/D12) berukuran mata jaring 1 inchi. Idealnya, waring yang dipergunakan berwarna hijau agar sama dengan warna air kolam.
Sebagai catatan penting, sebelum digunakan, sebaiknya waring ikan tersebut ditempatkan di kedalaman danau/waduk/sungai selama beberapa hari agar bau plastiknya hilang.
Selain itu, jika waring ikan atau keramba ikan tersebut sempat digunakan untuk memeliharaikan dengan jenis berbeda, sebaiknya waring ikan tersebut diangkat dan diperiksa kondisi fisiknya terlebih dahulu. Jika ditemukan kerusakan atau berlubang, dapat diperbaharui terlebih dahulu. Lumut yang menempel tidak perlu dibersihkan, sebab lumut tersebut dapat menjadi makanan bagi ikan nila, Hal ini tidak berlaku jika lumut yang menempel di waring ikan tersebut terlalu banyak dan menyumbat jaring. Patut diingat, waring ikan beresiko rusak setelah dipergunakan maksimal selama lima tahun, sehingga perlu diganti setiap lima tahun sekali.
Mengingat begitu mudahnya ikan nila dibudidayakan di segala media perairan, seperti waduk, sungai, danau, kolam terpal, kolam tanah, dan lain-lain, maka kini kian banyak ditemui petani pembudidaya ikan nila yang menggunakan keramba apung. Sebuah lahan bisnis yang cukup potensial bagi Anda yang mempunyai tempat tinggal dekat waduk atau sungai.
Info harga terupdate waring ikan klik .