Kelapa sawit sedang menjadi primadona. Kontribusi PDRB (Produk Domestik Bruto) komditi kelapa sawit telah mencapai 20 triliun per tahun (2011). Angka ini terus meningkat setiap tahun.
Kini derivasi dan konsentrasi budidaya sawit semakin luas. Ada yang bergerak di bidang polybag pembibitan sawit, menggerakkan sektor jual polybag, hingga persaingan harga polybag murah karena kebutuhan pembibitan yang semakin meluas. Kehidupan kelapa sawit menggerakkan banyak sektor, termasuk perburuhan pada proses teknis dan pengangkutan.
Prospek Cerah Kelapa Sawit
Kelapa sawit dikembangkan secara luas di wilayah Kalimantan, Sumatra, Sulawesi dan irian Jaya. Keseluruhan pengembangan tersebut seiring dengan permintaan dunia yang terus meningkat.
Prospek cerah terjadi baik untuk kebutuhan dalam negeri ataupun ekspor. Kebijakan pemerintah mengembangkan minyak nabati sebagai bahan bakar alternatif menambah kejayaan prospek sawit. BBN (Bahan Bakar Nabati) atau yang dikenal dengan biodiesel dikembangkan sebagai alternatif energy ramah lingkungan.
Kebutuhan CPO dunia juga terus meningkat. Tidak heran beberapa Negara sekitar tropis juga berlomba mengedepankan budidaya sawit, seperti Malaysia, Vietnam, dan Brazil.
Prospek cerah kelapa sawit tidak berjalan mulus. Selalu ada pengganggu alami, yakni hama yang menyerang tanaman sawit. Diantara hama tersebut adalah tungau, ulat setora, nematoda, kumbang Oryctes rhinoceros, penggerek tandan buah dan hama tikus.
1.Tungau
Berikut fakta-fakta tentang hama sawit tungau
•Jenis tungau penyerang sawit adalah tungau merah (Oligonychus).
•Ukuran 0,5 mm.tempat hidupnya di tulang anak daun.
•Merusak sawit dengan cara menghisap cairan daun. Daun berubah warna jadi coklat mengkilat.
•Berkembang pesat pada musim kemarau
•Lebih berbahaya saat tungau menggangu polybag pembibitan sawit.
•Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan akarisida berbahan aktif tetradion 75,2 gr/lt (Tedion 75 EC) disemprotkan dengan konsentrasi 0,1-0,2%.
2.Ulat Api (Setora nitens)
Berikut fakta-fakta tentang ulat api
•Betina ulat api sekali bertelur 300 – 400 butir.
•Telur ulat sejajar dengan permukaan daun sebelah bawah.
•Telur pipih dan berwarna kuning muda
•Telur menetas 4 – 7 hari kemudian.
•Ulat berwarna hijau kekuningan, panjang sekitar 40mm
•Aktif pada senja dan malam hari
•Ulat muda bergerombol pada peletakan telur, yakni garis daun bawah.
•Daun yang diserang ulat ini berdampak kering dan mati.
•Memakan semua helai daun dan menyisakan lidinya saja
•Pada kondisi parah, sawit bisa kehilangan hamper keseluruhan daunnya hingga 90 persen.
•Efeknya penurunan produktifitas sawit, berkisar 60% pada tahun pertama dan anjlok 25% pada tahun berikutnya.
•Pemusnahan dapat dilakukan dengan Penyemprotan (spraying) pada sawit berumur 2,5 tahun.
•Pemusnahan juga dapat dilakukan dengan virus Granulosis Baculoviruses, MNPV (Multiple Nucleo Polyhedro Virus) atau dengan jamur Bacillus thuringiensis.
3.Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus
Berikut fakta tentang hama NRC ini;
•Menyerang akar tanaman kelapa sawit
•Daun-daun muda menjadi tergulung dan tumbuh tegak
•Daun berubah warna menjadi kuning dan mongering
•Tandan bunga tidak membuka, sehingga tidak menghasilkan buah.
•Pengendalian dilakukan dengan membunuh sawit dengan natrium arsenit. Bongkar tanaman yang telah mati lalu dibakar akar tidak menginveksi sawit lain.
4.Kumbang Oryctes rhinoceros
Fakta tentang Kumbang Oryctes rhinoceros
•Disebut juga dengan kumbang badak
•Berukuran 40-50 mm, coklat kehitaman, bagian kepala terdapat tanduk kecil
•Pada ujung perut yang betina terdapat bulu-bulu halus, sedang pada yang jantan tidak berbulu.
•Menggerek dan merusak pupus sawit
•Lebih suka merusak pupus sawit muda
•Sifat mematikan pohon sawit, khususnya sawit muda.
•Pengendalian kumbang ini dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, terutama di sekitar tanaman.
•Sampah-sampah dan pohon yang mati dibakar, agar larva kumbang mati.
•Pengendalian secara biologi dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.
5.Penggerek Tandan Buah (Ngengat Tirathaba Mundella)
Berikut fakta-fakta tentang ngengat Tirathaba mundella;
•Hama meletakkan telur pada tandan buah sawit
•Telur menetas dan berubah menjadi larva dan ulat
•Ulat merusak sawit dengan melubangi buah sawit
•Lebih banyak menyerang sawit muda, umur 3-4 tahun.
•Indikasi serangan adanya bekas gerekan pada permukaan bunga dan buah
•Bekas gerekan tersebut adalah feses (kotoran) hama
•Memakan bunga jantan ataupun bunga betina sawit
•Bunga dan buah yang diserang akan mati dan rontok ke tanah.
•Pengendalian dapat dilakukan dengan insektisida sistemik Fipronil dengan konsentrasi 7,5 ml/ 15 liter, dengan volume semprot 370-400 liter / ha supaya buah benar-benar basah tersemprot insektisida.
•Karena stadia yang ada bermacam-macam maka perlu aplikasi susulan yaitu 2 minggu setelah aplikasi pertama. Aplikasi terakhir atau ketiga dilakukan pada 1 bulan setelah aplikasi. Hal ini dilakukan karena daur hidup hama ini sekitar 1 bulan.
•Aplikasi semprot diusahakan jangan bersamaan pada semua kebun diatur supaya tidak ikut mati dan menurun populasinya.
6.Tikus
Hama tikus sangat familier pada kegiatan agrobisnis dan pertanian. Tikus berkerja dengan menyerang hamper keseluruhan tanaman sawit, memakan, bekerja dan berkembang biak secara cepat. Berikut fakta dan penjelasan tentang hama tikus pada kelapa sawit;
•Tikus yang menyerang kelapa sawit cukup bervariasi, mulai dari jenis tikus rumah, tikus ladang, tikus wirok, tikus sawah, dan tikus pohon.
•Kemampuan tikus memakan buah kelapa sawit mencapai 6-14 gram/hari. Jadi resiko kehilangan sawit pertahunnya adalah 328-962 minyak sawit/hektar (hitungan dengan populasi tikus 183-537 ekor/hektar).
•Tikus juga dapat merusak proses polybag pembibitan dan polybag tanaman sawit
•Tikus merusak dengan memakan pangkal batang, bunga kelapa sawit, atau bagian umbut yang berakibat pertumbuhan sawit tidak normal
•Akibat tikus merusak bunga, sawit jadi tidak berbuah
Untuk Pencegahan dan Pembasmian tikus yang menyerang sawit, berikut cara dan langkah-langkah yang dapat ditempuh.
Pengendalian Kultural
Pengendalian secara kultur adalah dengan memotong kehidupan tikus. Prinsip dari pengendalian tikus secara kultur adalah dengan membuat lingkungan yang tidak nyaman dan tidak menguntungkan bagi tikus. Berikut beberapa catatan lingkungan yang tidak menguntungkan untuk kehidupan tikus.
•Melakukan penanaman serempak. Hal ini dimaksudkan untuk menebar titik kerusakan akibat tikus agar tidak terpusat pada satu wilayah saja.
•Membuat jarak tanam yang lebih lebar. Lingkungan yang lebih terbuka kurang disukai oleh tikus.
•Pencegahan dengan pembersihan lahan sebelum tanam, meliputi pembersihan gulma, tempat sarang tikus, semak, membuang pohon-pohon yang tumbang, dan beberapa media yang nyaman untuk sarang tikus.
Pengendalian dengan Fumigasi
Fumigasi dapat dilakukan beramai-rami dengan banyak orang. Seru dan menjalin keakraban antar petani sawit. Berikut keuntungan melakukan fumigasi
•Fumigasi dapat membunuh induk hingga anak-anak tikus.
•Lakukan serentak, bisa dilakukan pada awal tanam atau pada saat pemeliharaan sawit.
•Gunakan alat pengemoposan untuk mengasap lubang-lubang sarang tikus, dan segera tutup dengan tanah.
•Penutupan lubang juga membantu mengembalikan tekstur tanah perkebunan sawit.
Rodentisida
•Gunakan rodentisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan
•Gunakan jika populasi tikus memang sangat tinggi
•Tempatkan umpan rodentisida pada habitat tikus
Pembasmian Secara Biologis
•Pembasmian tikus secara bioologis adalah dengan memelihara dan menghadirkan hewan-hewan pemangsa tikus.
•Populasi tikus dapat dikendalikan dengan meningkatnya populasi musuh
•Pembasmi tikus yang efektif bekerja adalah burung hantu. Mengingat tikus aktif bekerja, kawin dan beranak secara teratur pada malam hari
•Beberapa hewan pemangsa tikus lainnya adalah kucing, ular, anjing, musang, dan garangan.
•Dapat juga dengan menyediakan bakteri yang berperan dalam membatasi populasi tikus. Seperti protozoa Sarcosystis singaporensis, bakteri Trypanosoma evansi, dan nematoda Nippostrongilus brassiliensis.
Pembasmian Secara Kimiawi
•Pembasmian dilakukan dengan memberikian racun tikus dan jebakan tikus
•Pasang racun tikus dengan jebakan makanan yang disukai tikus
7.Penyakit akar (Blast disease)
Berikut beberapa gejala, indikasi dan penanganan penyakit akar sawit;
•Sawit tumbuh tidak normal, lemah, daun berubah warna dari hijau menjadi kuning (nekrosis).
•Nikrosis dimulai dari ujung daun
•Beberapa hari kemudian tanaman tiba-tiba mengalami kematian
•Akar tanaman sawit membusuk
•Penyebabnya adalah Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp
•Bibit maupun tanaman dewasa yang terserang akarnya membusuk
•Pencegahannya adalah dengan membuat persemaian yang baik agar bibit sehat dan cukup nanungan pada musim kemarau
•Lihat akar paling bawah, jangan sampai patah pada saat penanaman.
8.Penyakit busuk pangkal batang (Basal stem rot atau Ganoderma)
Berikut gejala penyakit pangkal batang pada sawit, indikasi dan pencegahannya;
•Gejala dimulai dari daun hijau yang pucat
•Daun muda (janur) terbentuk sedikit
•Daun tua menjadi layu
•Pelepah patah dan menggantung
•Pangkal batang menghitam
•Keluar getah dari tempat yang terinfeksi
•Batang membusuk berwarna cokelat muda, bagian atas rontok dan roboh
•Penyebabnya adalah Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum
•Jamur dapat menular ke tanamaan sawit lainnya
•Pencegahan dilakukan dengan pembersihan lahan sebelum tanam, khususnya jika sebelumnya juga merupakan kebun sawit.
•Lakukan pembakaran terkelompok, agar tidak meluas menjadi kebakaran hutan
9.Penyakit busuk kuncup (Spear rot)
Berikut keterangan yang dapat kami rangkum dari berabgai sumber terkait Penyakit Busuk Kuncup kelapa sawit;
•Gejala dimulai pada kuncup yang membusuk, berwarna kecokelat-cokelatan.
•Setelah dewasa, kuncup akan bengkok dan melengkung
•Belum ada kepastian sebagai asal atau penyebab
•Pencegahan dilakukan dengan memotong bagian kuncup yang terserang.
10.Penyakit garis kuning (Patch yellow)
Bebrapa keterangan yang kami rangkum terkait penyakit garis kuning kelapa sawit adalah sebagai berikut;
•Terdapat bercak-bercak lonjong berwarna kuning pada daun, di tengah bercak berwarna coklat
•Mulai menyerang pada saat ujung daun masih menutup, lalu menyebar ke helai daun lain
•Daun mongering dan gugur
•Penyebabnya adalah jamur Fusarium oxysporum
•Penyebab lain adalah factor turunan karena kepekaan tanaman pada jamur
•Pencegahannya adalah dengan usaha inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda, dapat mengurangi penyakit di pesemaian dan tanaman muda di lapangan.
•Jika sudah terjadi pada proses polybag pembibitan sawit, maka buang polybag tanaman sawit secara keseluruhan.
11.Anthracnose
Berikut fakta-fakta tentang penyakit Anthracnose;
•Bercak-bercak coklat tua pada ujung dan tepi daun
•Bercak dikelilingi warna kuning, sebagai batas daun sehat dengan yang terkena penyakit
•Warna coklat dan hitam antara tulang daun
•Daun kering dan mati
•Penyakit disebabkan oleh jamur Melanconium sp, Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum.
•Pencegahan secara agronomis dengan mengatur jarak tanam, penyiraman teratur, pemupukan, pemindahan bibit dari pesemaian berikut tanahnya yang menggumpal di akar.
•Jika sudah terjadi pada proses polybag pembibitan sawit, maka buang polybag tanaman sawit secara keseluruhan.
12.Penyakit tajuk (Crown disease)
Berikut keterangan tentang penyakit Tajuk kelapa sawit,
•Gejala dimulai dengan helai daun mulai tengah sampai ujung pelepah sobek kecil
•Biasanya terjadi pada sawit umur 2 – 4 tahun
•Penyebabnya adalah factor keturunan
•Pencegahannya adalah dengan membuang indukan yang sudah terjangkit
Bagi anda yang membutuhkan polybag sebagai wadah media tanam terutama untuk pembibitan kelapa sawit anda bisa hubungi :
Lim corporation merupakan produsen polybag dengan ukuran dan kualitas yang bisa dipesan sesuai kebutuhan. Kami meupakan perusahaan yang bergerak dibidang agrobis dan berpengalaman. Dijamin transaksi aman dan terpecaya. Untuk info harga polybag terupdate silahkan klik DISINI.